Dr. Abraham Samad, S.H., M.H., (lahir di Makassar, Sulawesi
Selatan, 27
November 1966; umur 47 tahun) adalah seorang advokatIndonesia yang menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015.
Pendidikan
Abraham Samad meyelesaikan pendidikan Sarjana (Strata 1/S1),
Magister (Strata2/S2), dan Doktoral (Strata 3/S3) di bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH Unhas), Makassar[1][2]. Gelar Doktor diraihnya pada tahun 2010[3]. Tesisnya mengambil tema tentang pemberantasan
korupsi, yaitu mengupas penanganan kasus korupsi di pengadilan negeri dengan
pengadilan khusus.[4]
Karier
Sejak
tahun 1996,
Abraham Samad melakoni profesi sebagai advokat[3]. Kemudian, untuk menunjang profesi yang
digelutinya, Abraham Samad medirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang
diberi nama Anti Coruption Committee (ACC). LSM ini
bergerak dalam kegiatan pemberantasan korupsi, seperti melakukan kegiatan
pembongkaran kasus-kasus korupsi, khususnya diSulawesi Selatan[1]. Selain itu ACC memiliki tujuan mendorong
terciptanya sistem pemerintahan yang baik serta sistem pelayanan publik yang
maksimal dengan sasaran pemberantasan korupsi. Abraham Samad duduk sebagai
koordinator, selain ia adalah penggagas LSM tersebut.[3]
Menurut The Jakarta Post, Samad
dikenal dekat dengan Laskar Jundullah yang merupakan kelompok Islam garis keras
di Makassar.[5] Samad merupakan bagian dari tim hukumKomite Penegakan Syariat Islam.[5] Pada tahun 2002, Abraham Samad menjadi kuasa
hukum terdakwa teroris Agus Dwikarna yang
ditangkap di Bandar Udara Internasional
Manila karena
membawa bahan peledak.[5] Ia juga dilaporkan dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir, dan
ketika Baasyir mengunjungi Makassar pada Juli 2009, Samad mendampinginya.[5]
Seleksi
Calon Pimpinan KPK
Abraham
Samad sebelumnya pernah mendaftar sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)[4] dan Komisi Yudisial[1]. Namun, semua gagal hingga ia memutuskan untuk
mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Seleksi capim KPK 2011 sebenarnya
bukanlah hal baru bagi Abraham, karena ia sebelumnya sudah pernah mendaftar
sebanyak dua kali. Pada ketiga kalinya inilah Abraham bisa melewati seleksi
hingga tingkat akhir (uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR).
Abraham bersama 8 calon (sebelumnya 10 calon) diajukan oleh Pansel KPK yang
diketuai oleh Menkumham Patrialis Akbar dimana
Abraham menempati peringkat kelima dari seluruh calon yang diajukan[1]. Abraham merupakan calon pertama yang menjalai
uji kelayakan dan kepatutan yang dimulai pada tanggal 21 November 2011[2].
Pada
tanggal 3 Desember 2011 melalui
voting pemilihan Ketua KPK oleh 56 orang dari unsur pimpinan dan anggota Komisi
III asal sembilan fraksi DPR, Abraham mengalahkanBambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja.
Abraham memperoleh 43 suara, Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4 suara, Zulkarnain 4 suara,
sedangkan Adnan 1 suara [6]. Ia dan jajaran pimpinan KPK yang baru saja
terpilih, resmi dilantik di Istana Negara oleh
Presiden SBY pada tanggal 16 Desember 2011[7].
Dukungan
·
Pusat
Studi Demokrasi Unhas;
·
Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia-Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI-LBH) Makassar;
·
Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Makassar (YLBHM);
·
YLBHP2i;
·
Masyarakat
Peduli Pelayanan Publik Sulsel.
·
Clean
Governance DPC Lamongan
Referensi
5.
^ a b c d Profile of KPK chairman-elect
Abraham Samad,
The Jakarta Post, 2 Desember 2011, diakses pada 19 Mei 2014.
Banguninspirasi.com ~ Saat ini mungkin hanya KPK satu-satunya lembaga yang masih
dipercaya masyarakat. Karena penegak hukum lainnya seperti kepolisian, bahkan
mahkamah konstitusi pun sudah terlibat kasus. KPK juga makin ganas untuk
membongkar kasus-kasus korupsi di negeri ini. Dan sosok dibalik itu adalah Abdaham Samad, ketua KPK saat ini. Lalu bagaimana kisah hidupAbraham Samad hingga menjadi ketua KPK saat ini.
Berikut
Kisah Hidup Abraham Samad,
Abraham Samad Dilahirkan pada tanggal 27 November 1967, di Makassar. Semasa
kecilnya ia tumbuh dalam bimbingan ibunya karena sejak kecil telah ditinggal
ayahnya. Bagi Abraham, ibunyalah yang selalu menuntun hidupnya. Ibunya
selalu menanamkan kejujuran padanya. Contohnya saat ia sekolah, Abraham sempat mengambil kapur tulis untuk digunakan di rumah.
Sebenarnya gurunya tak melarangnya, namun ketika sampai di rumah sang ibu
menyuruhnya untuk mengembalikan kapur itu karena bukan haknya.
Saat SMP, Abraham tumbuh menjadi pribadi yang sangat kritis. Ia selalu merasa tidak nyaman setiap kali berjumpa dengan ketidakadilan. Terlebih lagi ketika SMA, bahkan ia seringkali bertengkar untuk membela teman-temannya.
Setelah lulus SMA, Abraham Samad memilih melanjutkan ke perguruan tinggi dengan memilih Fakultas Hukum di Universitas Hasanudin, Makasar.
Abraham Samad sedikit bimbang dalam menentukan profesi yang akan digelutinya kelak. Pada satu sisi, ia sangat ingin menekuni profesi advokat, karena pada dunia inilah ia bisa melakukan pengabdian untuk melakukan pembelaan terhadap orang-orang yang hak-haknya terlanggarkan serta dirugikan sesuai dengan pangilan hatinya. Namun di sisi lain, ibunya lebih mengharapkan agar Abraham untuk menjadi seorang Birokrat. Namun sebelum benar-benar terjun pada profesi advokat, Abraham memulainya dengan magang terlebih dahulu. ada hal-hal tertentu yang selalu saja menggelisahkan hati Abraham sejak pertama kali menjejakkan kakinya dalam belantara penegakan hukum di Indonesia. Kegeliasahan tersebut semakin lama semakin membesar ketika ia semakin memahami bahwa sistem hukum Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya.
Ada suatu kasus yang ditangani oleh Abraham Samad yaitu kasus bom Makassar beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, Abraham terlihat semakin aktif dalam melakukan pembelaan terhadap korban perlakuan tidak adil dengan isu teroris yang saat itu sangat sensitif dan cenderung dihindari oleh para advokat lain. Sebagai seorang praktisi hukum sekaligus tokoh pejuang anti korupsi, Abraham sangat prihatin terhadap fenomena budaya korupsi yang merajalela di negeri ini. Dalam pandangannya, dunia hukun dan peradilan di Indonesia sudah sangat terkontaminasi oleh perilaku korupsi ini.
Setelah menyelesaikan studi di Fakulatas Hukum, ia pum melanjutkan S2, masih di Universitas Hasanudin. Sejak tahun 1996, Abraham Samad melakoni profesi sebagai advokat. Kemudian, untuk menunjang profesi yang digelutinya, Abraham Samad medirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama Anti Coruption Committee (ACC). LSM ini bergerak dalam kegiatan pemberantasan korupsi, seperti melakukan kegiatan pembongkaran kasus-kasus korupsi, khususnya di Sulawesi Selatan. Selain itu ACC memiliki tujuan mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik serta sistem pelayanan publik yang maksimal dengan sasaran pemberantasan korupsi. Abraham Samad duduk sebagai koordinator, selain ia adalah penggagas LSM tersebut.
Pada tahun 2010, Abraham Samad meraih gelar Doctor di Universitas Hasanuddin. Tesisnya mengambil tema tentang pemberantasan korupsi.
Abraham sempat mendaftar sebagai calon anggota DPD, namun gagal. Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Pada seleksi tahun 2011 yang merupakan seleksi ketiga kali baginya untuk menjadi ketua KPK, akhirnya ia terpilih tahun 2011.
Saat ini KPK sedang menangani kasus-kasus korupsi yang besar seperti kasus Hambalang, Kasus Century, Kasus hakim MK, dan beberapa kasus-kasus lainnya. Dan semoga KPK bisa membongkar semua korupsi di negeri ini.
Sumber : http://www.banguninspirasi.com/2013/12/kisah-hidup-abraham-samad-ketua-kpk.html#ixzz34awTJaM8
Saat SMP, Abraham tumbuh menjadi pribadi yang sangat kritis. Ia selalu merasa tidak nyaman setiap kali berjumpa dengan ketidakadilan. Terlebih lagi ketika SMA, bahkan ia seringkali bertengkar untuk membela teman-temannya.
Setelah lulus SMA, Abraham Samad memilih melanjutkan ke perguruan tinggi dengan memilih Fakultas Hukum di Universitas Hasanudin, Makasar.
Abraham Samad sedikit bimbang dalam menentukan profesi yang akan digelutinya kelak. Pada satu sisi, ia sangat ingin menekuni profesi advokat, karena pada dunia inilah ia bisa melakukan pengabdian untuk melakukan pembelaan terhadap orang-orang yang hak-haknya terlanggarkan serta dirugikan sesuai dengan pangilan hatinya. Namun di sisi lain, ibunya lebih mengharapkan agar Abraham untuk menjadi seorang Birokrat. Namun sebelum benar-benar terjun pada profesi advokat, Abraham memulainya dengan magang terlebih dahulu. ada hal-hal tertentu yang selalu saja menggelisahkan hati Abraham sejak pertama kali menjejakkan kakinya dalam belantara penegakan hukum di Indonesia. Kegeliasahan tersebut semakin lama semakin membesar ketika ia semakin memahami bahwa sistem hukum Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya.
Ada suatu kasus yang ditangani oleh Abraham Samad yaitu kasus bom Makassar beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, Abraham terlihat semakin aktif dalam melakukan pembelaan terhadap korban perlakuan tidak adil dengan isu teroris yang saat itu sangat sensitif dan cenderung dihindari oleh para advokat lain. Sebagai seorang praktisi hukum sekaligus tokoh pejuang anti korupsi, Abraham sangat prihatin terhadap fenomena budaya korupsi yang merajalela di negeri ini. Dalam pandangannya, dunia hukun dan peradilan di Indonesia sudah sangat terkontaminasi oleh perilaku korupsi ini.
Setelah menyelesaikan studi di Fakulatas Hukum, ia pum melanjutkan S2, masih di Universitas Hasanudin. Sejak tahun 1996, Abraham Samad melakoni profesi sebagai advokat. Kemudian, untuk menunjang profesi yang digelutinya, Abraham Samad medirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama Anti Coruption Committee (ACC). LSM ini bergerak dalam kegiatan pemberantasan korupsi, seperti melakukan kegiatan pembongkaran kasus-kasus korupsi, khususnya di Sulawesi Selatan. Selain itu ACC memiliki tujuan mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik serta sistem pelayanan publik yang maksimal dengan sasaran pemberantasan korupsi. Abraham Samad duduk sebagai koordinator, selain ia adalah penggagas LSM tersebut.
Pada tahun 2010, Abraham Samad meraih gelar Doctor di Universitas Hasanuddin. Tesisnya mengambil tema tentang pemberantasan korupsi.
Abraham sempat mendaftar sebagai calon anggota DPD, namun gagal. Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Pada seleksi tahun 2011 yang merupakan seleksi ketiga kali baginya untuk menjadi ketua KPK, akhirnya ia terpilih tahun 2011.
Saat ini KPK sedang menangani kasus-kasus korupsi yang besar seperti kasus Hambalang, Kasus Century, Kasus hakim MK, dan beberapa kasus-kasus lainnya. Dan semoga KPK bisa membongkar semua korupsi di negeri ini.
Sumber : http://www.banguninspirasi.com/2013/12/kisah-hidup-abraham-samad-ketua-kpk.html#ixzz34awTJaM8
Abraham Samad & Kisah Ibunya Marah Karena
Mengambil Lima Kapur Tulis
Jakarta (voa-islam.com) Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi
(MK) Mahfud MD, sama-sama menyimpukan korupsi di Indonesia sudah sangat
sistemik. Hal ini disampaikan keduanya saat di seminar "Kepemimpinan
Indonesia Mendatang", di Kampus Universitas Indonesia,
Salemba, Selasa, 26/11/2013.
Samad menjelaskan, bagaimana Indonesia yang
memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, termasuk mineral, tetapi
kenyataannya, masih banyak rakyatnya yang hidup dibawah garis kemiskinan. Lebih
35 juta penduduk Indonesia yang miskin, dan angka pengangguran, lebih 7,5 juta?
Ketua KPK itu, juga menjelaskan sumber daya
alam kita sekarang berada di tangan asing dan sangat menguntungkan asing. Bukan
memberikan kemakmuran bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Sebagian rakyat
Indonesia sungguh sangat susah hidup mereka.
Bahkan, mantan Ketua MK, Mahmud Md, menjelaskan
bahwa anaknya yang menjadi dokter, sedang melakukan “koas”
(kerja praktek), di daerah Jawa Tengah, mengisahkan, tentang seorang bapak,
yang lebih memilih istri mati, dibandingkan harus membayar biaya rumah sakit
karena tidak mampu.
Abraham juga menambahkan utang Indonesia saat
sekarang ini, mencapai Rp. 1607 triliun. Sudah hampir melebihi APBN. Ini
menggambarkan betapa Indonesia ekonomi sangat rentan. Karena tingkat
ketergantungan sangat tinggi kepada fihak luar negeri.
Dibagian lain, menurut Samad, lebih pedih lagi,
semua kebutuhan pokok Indonesia harus di import dari luar negeri. Beras,
kedelai, jagung, dan buah-buahan, dan produk-produk pertian lainnya, semuanya
diimport dari luar negeri, termasuk daging, padahal mestinya tidak perlu
Indonesia mengimport dari luar negeri.
Import barang-barang, termasuk kebutuhan pokok
rakyat Indonesia semua permainan antara pengusaha kartel dengan pihak pejabat
Indonesia, dan semuanya itu membuat sumber korupsi, dan memanfaatkan
jabatan mereka, seperti terjadi dibidang import daging.
Bahkan, menurut Abraham, ada unsur-unsur
manipulasi, misalnya sekarang ini dari fihak Australia, membagi-bagikan bahan
yang digunakan untuk inseminasi (pembiakan) ternak sapi, di mana dalam waktu
singkat sapi bisa beranak, dan proses lebih cepat, dan sangat besar sapi yang
hasil inseminasi dengan obat yang diberikan oleh Australia.
Tetapi, sesudah itu, sapi yang diberi suntikan
inseminasi itu, menjadi mandul. Ini sebuah negara membuat Indonesia terus
bergantung kebutuhan daging kepada pihak Australia.
Kemiskinan di Indonesia faktor di Indonesia
Abraham Samad, disebabkan karena korupsi, di mana korupsi sudah berlangsung se
cara sistemik. Mahfud Md juga membenarkan pendapat Abraham, di mana kondisi
korupsi sekarang ini, sudah bersifat menyeluruh.
Abraham, menambahkan, pelaku korupsi sekarang
ini, bukan karena “need” (kebutuhan), misalnya seorang pegawai negeri,
golongan rendahan, di kelurahan dengan gaji pas-pasan, maka kemudian melakukan
pungli. Tetapi sekarang yang melakukan korupsi adalah karakter atau perilaku,
karena ketamakan, bukan lagi faktor “need”. Ini semua karena faktor gaya
hidup, dan kecenderungan yang hedonis.
Abraham menegaskan, bahwa KPK berkerjasama
dengan Kementerian Pendidikan, di mana sejak dini, mulai dari TK sampai
Perguruan Tinggi akan diajarkan tentang korupsi, agar mereka ketika besar, dan
berkuasa tidak korup.
Tetapi, diatas semuanya itu, menurut Abraham
adalah keteladanan (tauladan). Ketua KPK itu, memberikan contoh Khalifah Umar
Ibn Khattab, belum akan beranjak tidur, sampai memastikan rakyatnya tidak
ada yang lapar, ujarnya.
Abraham, mengisahkan dirinya, ketika masih
kanak-kanak, waktu masih sekolah SD, dan ketika pulang sekolah, dia melihat
teman-temannya mengambil kapur tulis, dan dibiarkan oleh gurunya.
Kemudian, Abraham mengikuti teman-temannya,
mengambil lima kapur tulis, dan dibawa pulang, dan diletakkan diatas meja,
dekat papan tulis, tuturnya. Tetapi, ibunya melihat lima kapur tulis itu, dan
ibunya bertanya kepada Abraham, “Ini kapur tulis dari mana?”, ucapya.
“Mengambil dari sekolah, dan Pak Guru membiarkannya”, ujarnya.
Ibunya sangat marah, dan meminta Abraham
mengembalikan lima kapur tulis, dan membungkusnya untuk dibawa ke sekolah lagi.
Bahkan, saat berangkat, ibunya masih memeriksa tasnya.
Ibunya, menasehati Abraham,”Jangan
sekali-kali mengambil barang yang bukan menjadi hakmu”,
tegasnya. Pengalamannya di waktu kanak-kanak itu membekas sampai hari ini.
Sekarang yang diambil bukan hanya kapur
tulis, tetapi korupsi sudah semua milik negara diambil, seperti menjadi milik
pribadinya. Sementara rakyat hidup sangat susah, dan menderita.
Bahkan, ingin berobat, ketika sakit tidak
mampu, dan banyak pasien yang mati. Mau sekolah tidak mampu, dan terpaksa tidak
sekolah, meskipun sudah ada kebijakan wajib belajar. Begitu dahsyatnya
akibat dampak korupsi. *mshd.
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/11/26/27801/abraham-samad-kisah-ibunya-marah-karena-mengambil-lima-kapur-tulis/#sthash.To8Uxtap.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar